Daftar Isi
Katapengantar........................................................................................................................
Daftar isi................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................
1.1
Latar belakang.................................................................................................................
1.2
Rumusan masalah............................................................................................................
1.3
Tujuan..............................................................................................................................
1.4
Manfaat............................................................................................................................
1.5
Hipotesis Penelitian.........................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................
2.1
Pertumbuhan&PerkembanganTumbuhan........................................................................
2.2
TahapanPertumbuhan&PerkembanganTumbuhan...........................................................
2.3
FaktorYangMempengaruhiPertumbuhan&PerkembanganTumbuhan.............................
2.4
Kacang Hijau...................................................................................................................
BAB III BAHAN DAN METODE KERJA......................................................................
3.1
Jenis penelitian.................................................................................................................
3.2
Tempat penelitian.............................................................................................................
3.3
Variabel ...........................................................................................................................
3.4
Alat dan bahan.................................................................................................................
3.5
CaraKerja........................................................................................................................
3.6
Cara Pengambilan
Data...................................................................................................
BAB IV HASIL DAN ANALISIS PEMBAHASAN.......................................................
4.1
Hasil Penelitian................................................................................................................
4.2
Analisa Data....................................................................................................................
4.3
Pembahasan ....................................................................................................................
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................................
5.1
Kesimpulan......................................................................................................................
5.2
Saran...............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................
LAMPIRAN.........................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tumbuhan
merupakan makhluk hidup yang berperan sebagai produsen di muka bumi ini. Dalam
ekosistem terdapat dua macam komponen yang saling ketergantungan, yaitu
komponen biotik dan komponen abiotik . komponen biotik terdiri dari tumbuhan,
hewan, dan manusia. Sedangkan komponen abiotik antara lain : udara, gas,
angina, cahaya, matahari, dan sebagainya. Antara komponen biotik dan abiotik
saling mempengaruhi, misalnya, tumbuhan memerlukan cahaya matahari untuk
melakukan fotosintesis. Hasil fotosintesis di butuhkan oleh makhluk hidup
lainnya. Oleh karena itu, kami mengadakan eksperimen untuk mengetahui apakah
benar ada pengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan kacang hijau.
Atas dasar keingintahuan kami melakukan penelitihan ini
untuk membuktikan apakah kacang hijau dapat tumbuh terhadap intensitas cahaya
dan apakah kacang hijau tanpa air. Maka dari itu kami melakukan eksperimen ini
untuk membuktikan kebenaran dari pernyataan di atas.
1.2 Rumusan Masalah
1.
apa pertumbuhan dan perkembangan itu?
2.
bagaimana tahapan pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan?
3.
apa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan?
4.
apa yang dimaksud dengan kacang hijau itu?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan kami melakukan penelitihan ini adalah sebagai berikut:
1.
Kami ingin mengetahui, apakah benar ada pengaruh cahaya matahari terhadap
pertumbuhan kacang hijau
2.
Kami Ingin mengetahui dan mengkaji masalah pengaruh cahaya
matahari terhadap tanaman kacang hijau.
3.
Kami ingin mengetahui bagaimana cahaya matahari dapat mempengaruhi
pertumbuhan tanaman kacang hijau.
1.4 Manfaat penelitihan
Manfaat dari pecobaan ini adalah supaya kita mengetahui
betapa pentingnya pengaruh cahaya matahari bagi makhluk hidup, tak terkecuali
terhadap pertumbuhan tanaman.
1.5 Hipotesis Penelitian
HI: intensitas cahaya berpengaruh
terhadap pertumbuahan kacang hijau
HO:intensitas caha tidak berpengaruh
terhadap pertumbuhan kacang hijau
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
Perkembangan dan pertumbuhan merupakan hal yang berbeda pada semua makhluk,
termasuk tanaman. Perkembangan merupakan seuatu proses pendewasaan di mana hal
ini tidak dapat diukur (perkembangan kualitatif). Pada sel-sel, sel berkembang
sesuai spesialisasi mereka masing-masing (berkembang dan terstruktur sesuai
fungsi masing-masing). Berbeda dengan itu, pertumbuhan merupakan sesuatu yang
dapat di ukur seperti tinggi, panjang, lebar, dll (Kuantitatif). Pertumbuhan
merupakan sesuatu yang irreversible atau tidak dapat dibalik
maupun ulang. Pada sel, hal ini dapat dilihat pada pembesaran sel (mitosis).
Pada sel yang berkembang akan terjadi 3 dalam tahap, yaitu pembelahan sel (cleavage), morfogenesis, dan diferensiasi sel. Pembelahan sel merupakan tahap duplikasi sel menjadi banyak dan menjadi salah satu faktor utama perkembangan. Perkembangan oleh pembelahan sel dimulai sejak zigot (pada manusia) menjadi jaringan embrional hingga menjadi manusia, sedangkan pada tumbuhan, dimulai dari zigot pada bakal biji menjadi kotiledon, akar, dll. Morfogenesis merupakan perkembangan bentuk, seperti biji berkecambah, akar menjadi sistem akar, dan tunas menjadi tunas tumbuhan. Differensiasi sel merukapan proses di mana sel dijadikan memiliki fungsi-fungsi biokimia dan morfologi khusus, seperti embrio yang berkembang dan memiliki struktur dan fungsi khusus saat dewasa.
Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan tumbuhan dibagi menjadi perkembangan bakal biji & bakal buah, perkecambahan, dan pertumbuhan.
2.2 Tahapan pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan
1.Tahap Awal Pertumbuhan
Pertumbuhan pada biji telah
dimulai pada saat proses fisika, kimia, dan biologi mulai berlangsung. Mula-mula
terjadi proses fisika saat biji melakukan imbibisi atau penyerapan air sampai
biji ukurannya bertambah dan menjadi lunak. Saat air masuk ke dalam biji,
enzim-enzim mulai aktif sehingga menghasilkan berbagai reaksi kimia. Kerja
enzim ini antara lain, mengaktifkan metabolisme di dalam biji dengan
mensintesis cadangan makanan sebagai persediaan cadangan makanan pada saat
perkecambahan berlangsung yang dipakai untuk berkecambah.
2. Perkecambahan
Perkecambahan adalah munculnya plantula (tanaman kecil)
dari dalam biji yang merupakan hasil pertumbuhan dan perkembangan embrio.
Pada perkembangan embrio saat
berkecambah, bagian plumula tumbuh dan berkembang menjadi batang, sedangkan
radikula menjadi akar. Tipe perkecambahan ada dua macam, tipe itu sebagai
berikut.
Tipe perkecambahan di atas tanah
(Epigeal), Tipe ini terjadi, jika plumula muncul di atas permukaan tanah,
sedangkan kotiledon tetap berada di dalam tanah. Tipe perkecambahan di
bawah tanah (hipogeal) Tipe ini terjadi, jika plumula dan kotiledon muncul di
atas permukaan tanah.
Makanan untuk pertumbuhan embrio
diperoleh dari cadangan makanan karena belum terbentuknya klorofil yang
diperlukan dalam fotosintesis. Pada tumbuhan dikotil makanan diperoleh dari
kotiledon, sedangkan pada tumbuhan monokotil diperoleh dari endosperm.
3. Pertumbuhan Primer
Setelah fase perkecambahan,
diikuti pertumbuhan tiga sistem jaringan meristem primer yang terletak di akar
dan batang. Pada fase ini tumbuhan membentuk akar, batang, dan daun. Tiga
sistem jaringan primer yang terbentuk sebagai berikut.
Protoderm, yaitu lapisan terluar yang akan membentuk jaringan epidermis.
Meristem dasar yang akan berkembang menjadi jaringan dasar yang mengisi lapisan korteks
pada akar di antara style dan epidermis.
Prokambium, yaitu lapisan dalam yang akan berkembang menjadi silinder pusat, yaitu
floem dan xilem.
· Pertumbuhan primer pada akar
Akar muda yang keluar dari biji
segera masuk ke dalam tanah, selanjutnya membentuk sistem perakaran tanaman.
Pada ujung akar yang masih muda, terdapat empat daerah pertumbuhan sebagai berikut.
a. Tudung akar (kaliptra)
Tudung akar atau kaliptra
berfungsi sebagai pelindung terhadap benturan fisik ujung akar terhadap tanah
sekitar pertumbuhan. Fungsi lain ujung akar, yaitu memudahkan akar menembus
tanah karena tudung akar dilengkapi dengan sekresi cairan polisakarida.
Perbedaan antara tudung akar dikotil dan monokotil sebagai berikut :
Pada tudung akar dikotil, antara ujung akar dengan
kaliptra tidak terdapat batas yang jelas dan tidak memiliki titik tumbuh pada
kaliptra tersebut.
Pada tudung akar monokotil,
antara ujung akar dan kaliptra terdapat batas yang jelas atau nyata dan
mempunyai titik tumbuh tersendiri yang disebut kaliptrogen. Sel-sel kaliptra
yang dekat dengan ujung akar mengandung butir-butir tepung yang disebut
kolumela.
b. Meristem
Meristem merupakan bagian dari
ujung akar yang selnya senantiasa mengadakan pembelahan secara mitosis.
Meristem ini terletak di belakang tudung akar. Pada tumbuhan dikotil, sel-sel
tudung akar yang rusak akan digantikan oleh sel-sel baru yang dihasilkan oleh
sel-sel me-ristem primer dari perkembangan sel-sel meristem apikal.
c. Daerah pemanjangan sel
Daerah pemanjangan sel terletak
di belakang daerah meristem. Sel-sel hasil pembelahan meristem tumbuh dan
berkembang memanjang pada daerah ini. Aktivitas pertumbuhan dan perkembangan
memanjang dari sel mengakibatkan pembelahan sel di daerah ini menjadi lebih
lambat dari bagian lain. Pemanjangan sel tersebut berperan penting untuk
membantu daya tekan akar dan proses pertumbuhan memanjang akar.
d. Daerah diferensiasi
Pada daerah ini, sel-sel hasil
pembelahan dan pemanjangan akan mengelompok se-suai dengan kesamaan struktur.
Sel-sel yang memiliki kesamaan struktur, kemudian akan memperoleh tugas
membentuk jaringan tertentu.
· Pertumbuhan Primer pada Batang
Pertumbuhan dan perkembangan
primer pada batang meliputi daerah pertumbuhan (titik tumbuh), daerah
pemanjangan, dan daerah diferensiasi. Meristem apikal pada batang dibentuk oleh
sel-sel yang senantiasa membelah pada ujung tunas yang biasa disebut kuncup. Di
dalam kuncup, ruas batang dan tonjolan daun kecil (primordia) memiliki jarak
sangat pendek karena jarak internodus (antarruas) sangat pendek. Pertumbuhan,
pembelahan, dan pemanjangan sel terjadi di dalam internodus.
4. Pertumbuhan Sekunder
Setelah meristem primer membentuk
jaringan permanen, kemudian meristem sekunder mengalami pertumbuhan sekunder.
Pertumbuhan sekunder hanya terjadi pada tumbuhan dikotil, yaitu pembentukan
kambium yang terbentuk dari parenkim atau kolenkim.
Jika sel kambium membelah ke arah
luar, akan membentuk sel floem, sebaliknya jika sel kambium membelah ke arah
dalam akan membentuk xilem. Xilem dan floem yang terbentuk dari aktivitas
kambium disebut xylem sekunder dan floem sekunder. Pertumbuhan xilem dan floem
tersebut menyebabkan batang bertambah besar dan terbentuk lingkaran tahun yang
dipengaruhi oleh aktivitas pada musim kemarau dan musim penghujan.
2.3 Faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
Ada banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman dalam lingkungannya. Pengaruh
ini dapat datang dari luar maupun dalam tanaman yang mengalami pertumbuhan itu
sendiri.
Ø Faktor Luar
(Eksternal)
Faktor luar dapat dipengaruhi
oleh ketersediaan makanan, air, kelembapan, dan cahaya.
Makanan merupakan sumber energi serta materi untuk
menghasilakan berbagai komponen sel. Tanaman membutuhkan 9 makroelemen (unsur
mineral) atau bahan organic, yaitu: karbon, oksigen, hidrogen, nitrogen,
sulfur, fosfor, kalsium, kalium, dan magnesium.
Jika tanaman tidak mendapat
unsur-unsur tersebut sesuai keperluan, pertumbuhan tanaman dapat terganggu dan
bahkan tanaman dapat mati.
Air merupakan senyawa yang sangat dibutuhkan tanaman. Air sering digunakan
untuk fotosintesis, menjaga kelembapan, serta mengaktifkan enzim agar terjadi
reaksi enzimatik.
Kelembapan juga mempengaruhi
pertumbuhan tanaman. Tanah serta udara yang lembab sangat baik untuk
pertumbuhan tanaman. Hal ini disebabkan oleh banyaknya air yang dapat diserap
serta pengurangan penguapan.
Cahaya dapat menghambat
pertumbuhan, tetapi merupakan hal yang dibutuhkan dalam pertumbuhan tanaman.
Cahaya jika terkena pada batang tumbuhan dapat mengurangi auksin, tetapi cahaya
juga merangsang pembungaan pada tanaman tertentu. Salah satu hormone yang
dipengaruhi oleh cahaya adalah hormon fitokrom. Hormon fitokrom adalah protein
dengan kromatofora yang mirip dengan fikosianin. Tumbuhan dibedakan menjadi 3
jenis menurut fotoperiodismenya:
1. Tumbuhan hari
pendek, contohnya aster, krisan, dan dahlia.
2. Tumbuhan hari
panjang, contohnya bayam, kentang, dan gandum.
3. Tumbuhan hari
netral, contohnya mawar, bunga matahari, dan kapas.
Ø Faktor Dalam
(Internal)
Farktor internal merupakan
pengaruh yang terjadi dari dalam tanaman. Pengaruh ini dapat berupa genetik
maupun fisiologis. Pengaruh oleh gen sudah sangat jelas dalam tanaman. Sebuah
tanaman akan bertumbuh sesuai dengan gen dari dalam dirinya yang diturunkan
oleh induk tanaman tersebut (faktor hereditas). Berbeda dengan itu, faktro
fisiologis meliputi enzim (sebagai biokatalisator untuk mempercepat reaksi
metabolisme), vitamin, dan hormon.
Hormon yang mempengaruhi
pertumbuhan tanaman ada beberapa dan dibagi menjadi 2 kelompok, yang memicu
pertumbuhan serta yang menghambat pertumbuhan.
·
v Pemicu Pertumbuhan
Hormon yang dapat memicu
pertumbuhan terdiri dari auksin, giberelin, kalin, dan sitokinin.
Hormon auksin berperan dalam
pemanjangan, pembelahan, dan diferensiasi sel. Selain itu pada buah tanpa biji
(partenokarpi), hormone ini berpengaruh dalam pengguguran daun peran dalam dominansi
apical. Proses ini disebut sebagai absisi.
Hormon giberilin memiliki peran
dalam perkecambahan dan perkembangan embrio. Giberilin juga membantu
pembentukan biji dan buah. Hal penting lainnya mengenai hormone ini ialah
hormone ini bersinergis (bekerja sama) dengan auksin.
Hormon etilen berperan dalam pematangan buah dan
kerontokan daun. Akan tetapi, jika jumlah etilen melebihi jumlah hormone auksin
dan giberilin, penghambatan terhadap pembentukan organ tumbuhan justru
terjadi. Hal unik dari etilen adalah, jika hormone ini bekerja sama dengan
auksin, dapat mempercepat pembentukan bunga.
Hormon sitokinin berperan dalam sitokinesis.
Beberapa fungsi dari sitokinin adalah:
- Merangsang bentuk akar
serta cabang dan batang serta cabang-cabangnya juga.
- Mengatur pertumbuhan daun dan
pucuk.
- Berperan dalam perbesaran daun
muda.
- Mengatur pembentukan bunga
dan buah.
- Penghambat penuaan
tanaman. Hal ini dilakukan dengan cara merangsang proses transportasi
garam-garam mineral dan asam amino ke daun.
v Penghambat Pertumbuhan
Hormon penghambat pertumbuhan
terdiri dari asam absisat, kalin, asam traumalin, dan gas etilen.
Asam absisat merupakan inhibitor yang adalah
antagonis dengan auksin dan giberelin. Asam Absisat juga berperan dalam penuaan
tanaman.
Hormon kalin dapat menghambat
dalam organogenesis. Hormon ini juga dibagi menjadi 4 sesuai hambatan yang
dilakukan:
§ Rizokalin: pembentukan akar.
§ Kaulokalin: pembentukan batang.
§ Filokalin: pembentukan daun.
§ Antokalin: pembentukan bunga.
Asam traumalin dapat menghambat regenerasi sel
dalam tanaman. Hal ini menyebabkan tumbuhan tidak dapat tumbuh dengan baik dan
dapat mati.
2.4 Kacang hijau
Kacang hijau adalah sejenis tanaman
budidaya dan palawija yang dikenal
luas di daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan (Fabaceae)
ini memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari sebagai sumber bahan
pangan berprotein nabati tinggi. Kacang hijau di Indonesia menempati
urutan ketiga terpenting sebagai tanaman pangan legum, setelah kedelai dan kacang tanah.
Kacang hijau memiliki nama latin Vigna
radiata dan termasuk ke dalam famili Fabaceae. Kacang hijau masih
bersaudara dengan kacang panjang, kacang polong dan kacang kedelai. Di
Indonesia, kacang hijau biasa dikonsumsi dan diolah menjadi bubur. Makanya
dikenal dengan nama bubur kacang ijo, yang isinya merupakan campuran antara
kacang hijau, santan dan gula serta beras ketan hitam.
Kacang hijau memiliki kandungan
nutrisi yang luar biasa. Bahkan dikenal sebagai makanannya para tentara agar
kebutuhan nutrisinya terpenuhi, fisiknya kuat dan otaknya cerdas. Oke berikut
ini merupakan penjelasan mengenai kandungan nutrisi dan manfaat kacang hijau
untuk kesehatan.
Sebagai salah satu sumber makanan
yang baik untuk kesehatan, kacang hijau mengandung berbagai nutrisi penting
yang dibutuhkan tubuh.
Kacang hijau mengandung asam folat sebesar 159 µg/100 gr dan vitamin B1
sebesar 0,2 mg/100 gr. Tidak hanya itu, kacang hijau juga dilengkapi dengan
riboflavin, B6, asam pantothenat, serta niasin, yang berguna membantu fungsi
metabolisme dan organ tubuh.
Kacang hijau kaya akan mineral. Dalam 100 gram kacang hijau terdapat
potasium (266 mg), fosfor (99 mg), mangan (48 mg), kalsium (27 mg), magnesium (0,3 mg), zat besi (1,4 mg), zinc (0,8 mg), selenium (2,5
µg).
Kacang hijau bisa menjadi sumber
protein alternatif bagi para vegetarian. Kandungan protein dalam setiap 100 gr
kacang hijau sebesar 7 gr protein. Protein dalam kacang hijau memiliki profil
asam amino lengkap dan dapat diserap tubuh lebih cepat. Protein berguna dalam
membantu pembentukan sel-sel otot, mempercepat pemulihan, meningkatkan daya
tahan tubuh, dan membantu Anda kenyang lebih lama.
Kandungan serat dalam 100 gr kacang hijau sebesar
7,6 gr serat. Jumlah ini dapat memenuhi kebutuhan serat harian sebesar 30
persen. Serat bermanfaat dalam menjaga fungsi saluran cerna, mencegah sembelit,
dan membantu menurunkan kolesterol.
Kacang hijau juga diperkaya dengan Omega-3 sebesar
0,9 mg/100gr dan Omega-6 sebesar 119 mg/100gr. Seperti kita ketahui bahwa asam
lemak esensial ini berguna untuk menurunkan kolesterol dan menjaga kesehatan
jantung.
Kandungan nutrisi lengkap yang terkandung dalam
kacang hijau, menjadikan makanan ini sebagai sumber makanan dengan segudang
manfaat kesehatan, antara lain:
Membantu Penyerapan Nutrisi
Membantu Penyerapan Nutrisi
Penelitian mengungkapkan bahwa kekurangan vitamin
B1 menyebabkan metabolisme melambat sehingga proses penyerapan nutrisi dari
makanan tidak berjalan maksimal. Kandungan vitmin B1 dan enzim-enzim aktif pada
kacang hijau dapat memperbaiki kondisi ini dengan meningkatkan penyerapan
nutrisi dan metabolisme tubuh.
Mencegah Penyakit Jantung
Kacang hijau mengandung serat tinggi yang berfungsi
membersihkan saluran pencernaan, meningkatkan gerak peristaltik usus sehingga
mengurangi waktu kotoran menumpuk di dalam usus, serat juga berperan dalam
menurunkan kadar kolesterol jahat dalam tubuh, sehingga efektif untuk mencegah
penyakit kardiovaskular seperti jantung dan stroke.
Mencegah Anemia
Mencegah Anemia
Diperkaya dengan zinc dan zat
besi menjadikan kacang hijau sebagai makanan pilihan untuk mengatasi anemia,
membantu keseimbangan hormon dan sistem kelenjar, serta menjaga metabolisme
tubuh. Membantu Pertumbuhan. Kacang hijau mengandung protein lengkap yang
membantu pertumbuhan dan pembentukan sel-sel tubuh, yaitu sel-sel organ, otot,
dan otak. Mengingat begitu banyaknya kandungan nutrisi dalam kacang hijau serta
khasiatnya bagi kesehatan, tidak salah bila memasukkan kacang hijau dalam menu
harian.
BAB III
BAHAN DAN METODE KERJA
3.1 Jenis penelitihan
Dalam laporan ini kami melaporkan suatu eksperimen yang berjenis “METODE
PENELITIAN”
3.2 Tempat Penelitihan
ü Tempat : di SMK BUDI
UTAMA PANIMBANG
3.3 variabel
ü Variabel
Bebas : intensitas
cahaya
ü Variabel Tak Bebas : biji, media, wadah, pemberian air pada botol A dan C
ü Variabel
Terikat : hasil dari
pertumbuhan kacang hijau
3.4 Alat dan bahan
1. Botol 4
buah
2. Kacang hijau 40 biji
3. Kapas kering
4. Spidol
5. Kertas
3.5 Cara kerja
1. Siapkan 4 Buah
Botol Dan Diberi Tanda Huruf A,B,C,dan D
2. Membasahi Kapas dan Diletakkan pada Botol A dan C ,
Memasukkan kapas kering ke dalam botol B,dan D (memperhatikan : jumlah kapas
dan air di buat sama )
3. Meletakkan 10 biji kacang hijau , Menyebarkan pada masing-masing
kapas dalam tabel
4. Meletakkan botol A dan B di tempat terang , Meletakkan
botol C dan D di tempat yang gelap
5. Mengamati setiap hasil perubahan yang terjadi selama 5
hari! mencatat hasil pengamatan
3.6 Cara pengambilan data
Cara pengambilan data dalam metode penelitihan yang kami lakukan dengan cara
mengamati pertumbuhan kacang hijau setiap hari dan mencatat perubahan-perubahan
yang terjadi pada pertumbuhan kacang hijau atau peningkatan pertumbuhan kacang
hijau di setiap harinya
BAB IV
HASIL DAN ANALISIS
PEMBAHASAN
4.1 Hasil penelitihan
Botol kecambah
|
Perlakuan
|
Jumlah biji yang berkecambah hari ke...
|
Presentase pada hari ke-5
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
|||
A basah, terang
|
2
|
2
|
5
|
1
|
0
|
100%
|
|
B kering, terang
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0%
|
|
C basah, gelap
|
1
|
2
|
1
|
3
|
3
|
100%.
|
|
D kering, gelap
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0%
|
4.2 Analisa data
Ø Pada hari pertama botol A tumbuh 2 kecambah, pada hari
kedua tumbuh 2 kecambah, pada hari ketiga tumbuh 5 kecambah, pada hari keempat tumbuh 1 kecambah dan
pada hari kelima semua tumbuh dan jumlahnya menjadi
10 kecambah
Ø Pada hari pertama samapai hari kelima botol B tidak
tumbuh sama sekali.
Ø Pada hari pertama botol C tumbuh 1 kecambah, pada hari
kedua tumbuh 2 kecambah, pada hari ketiga tumbuh 1 kecambah, pada hari keempat
tumbuh 3 kecambah dan pada hari kelima tumbuh 3 kecambah. semua tumbuh
dan jumlahnya menjadi 10 kecambah.
Ø Pada hari pertama samapai hari kelima botol D tidak
tumbuh sama sekali.
4.3 Pembahasan
Tanaman kacang hijau yang ditaruh
di kegelapan pertumbuhannya lebih cepat dan tinggi dari pada tanaman yang
terkena banyak sinar natahari maupun di tempat yang redup karena kerja hormon
auksin tidak dihambat oleh sinar matahari.
Auksin adalah hormon tumbuh yang banyak ditemukan di sel-sel meristem, seperti
ujung akar dan ujung batang. Oleh karena itu, tanaman akan lebih cepat tumbuh.
Akan tetapi batang tanaman
tersebut tidah bisa tegak, melainkan melengkung. Begitu juga dengan daunnya.
Daun tanaman tersebut nampak layu dan tidak segar, serta berwarna hijau
kekuning-kuningan dan agak pucat. Hal ini terjadi karena tanaman tidak mendapat
sinar matahari sama sekali sehingga tanaman tidak mampu menghasilkan
karbohidrat untuk pembentukkan klorofil.
Tanaman ini juga memiliki kadar
air yang berlebih akibat tidak terkena sinar matahari. Dan karena
tidak mendapatkan sinar matahari, lama-lama akan mengkerut lalu mati karena
tidak mendapat sumber makanan. Sedangkan tanaman kacang hijau
yang mendapatkan sedikit sinar matahari / diletakkan di tempat redup
pertumbuhannya berjalan normal. Tanaman nampak segar karena mendapatkan cukup
sinar matahari. Daun tanaman tersebut berwarna hijau tua. Pertumbuhannya berjalan
normal ke atas. Hormon auksin pada tanaman ini berjalan dengan normal yang
mengakibatkan tidak terlalu tinggi. Daun juga mendapatkan cukup sinar matahari
untuk pembentukan klorofil dari karboidrat.
Berbeda lagi dengan tanaman yang
selalu terkena cahaya matahari. Pertumbuhan tanaman ini sangat terhambat.
Tetapi tekstur batangnya sangat kuat dan juga warna daunnya nampak berwarna
hijau tua dan tampak segar. Hal ini terjadi karena tumbuhan terlalu banyak
mendapatkan cahaya matahari yang menyebabkan hormon auksin terhambat sehingga
tanaman menjadi kerdil / pendek.
Dengan demikian, sinar matahari
sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau. Dan tumbuhan yang
tidak di beri air tidak tumbuh.
BAB V
KESIMPULSN
DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Tanaman kacang hijau yang ditaruh
di kegelapan pertumbuhannya lebih cepat dan tinggi dari pada tanaman yang
terkena banyak sinar natahari
Akan tetapi batang tanaman
tersebut tidah bisa tegak, melainkan melengkung. Begitu juga dengan daunnya.
Daun tanaman tersebut nampak layu dan tidak segar, serta berwarna hijau
kekuning-kuningan dan agak pucat.
Sedangkan tanaman kacang hijau
yang mendapatkan sedikit sinar matahari / diletakkan di tempat redup
pertumbuhannya berjalan normal. Tanaman nampak segar karena mendapatkan cukup
sinar matahari. Daun tanaman tersebut berwarna hijau tua. Pertumbuhannya
berjalan normal ke atas. Dengan demikian, sinar matahari sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau. Dan tumbuhan yang tidak di beri air
tidak tumbuh.
5.2 Saran
Pertumbuhan kacang hijau juga bisa tumbuh dalam kegelapan
maupun dalam keadaan terang. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang
mendasar pada laporan ini yang perlu di perbaiki. Oleh karena itu kami mohon
bagi pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami
untuk memperbaiki laporan ini dengan sebaik-baiknya. Kritik konstruktif dari
pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan laporan ini selanjutnya.
No comments:
Post a Comment